harianlenteraindonesia.co.id – Di tengah Pandemi Covid-19 ini, kita memang diharuskan menjaga imunitas tubuh, agar tetap sehat meskipun mungkin berkontak dengan penderita Covid-19. Salah satu cara untuk menjaga imunitas tubuh adalah dengan mengonsumsi vitamin D.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan suplementasi vitamin D, seperti berjemur sinar matahari ataupun makan-makanan yang mengandung vitamin D. Selain itu, kita juga bisa mengonsumsi suplemen untuk menambah asupan vitamin D.
Lalu, kapan sebaiknya konsumsi suplemen vitamin D, saat kondisi perut sudah kosong atau sesudah makan agar manfaatnya efektif bagi tubuh? “Harus sesudah makan,” ujar dokter spesialis gizi klinik RS Medistra, Cindiawaty J. Pudjiadi.
Dia mengatakan, vitamin D membutuhkan lemak untuk penyerapannya sehingga mengonsumsi suplemen vitamin ini sebelum makan ternyata salah. “Jadi kalau kadar vitamin D masih rendah, padahal dosisnya sudah benar, ternyata dikonsumsi saat perut kosong,” kata dia.
Siapa yang membutuhkan suplemen vitamin? Salah satunya, orang dengan variasi gen. Jika orang normal sebenarnya sudah bisa mencukupi kebutuhan vitamin D dari berjemur di bawah sinar matahari dan makanan, maka lain halnya pada orang dengan variasi gen.
“Dia mengalami variasi gen di CYP2R1 sehingga 25[OH] D tidak cukup, biarpun terkena matahari,” tutur Cindiawaty.
Pada kondisi ini jika dia berjemur lama, namun enzimnya tidak cukup, sehingga vitamin D inaktif yang diubah menjadi aktif juga tidak maksimal dan berujung kadar 25 [OH] D juga masih defisiensi.
Sayangnya, tidak ada tanda atau gejala khusus yang menunjukkan seseorang mengalami variasi dalam gen-nya. Dia harus menjalani pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya.
Seseorang yang kekurangan vitamin D sehingga membutuhkan asupan suplemen biasanya merasakan gejala seperti kelelahan, nyeri, kelemahan tulang atau otot yang parah sehingga sulit naik tangga atau bangun dari lantai atau kursi, hingga retak di tulang kaki, panggul, dan pinggul. (Red)