Jangan Salah, Boba Gula Aren Juga Bisa Sebabkan Diabetes Loh

  • Whatsapp

harianlenteraindonesia.co.id – Tren minuman boba atau kopi gula aren memang tengah meledak belakangan ini. Sayangnya, minuman manis ini juga bisa menimbulkan bahaya untuk kesehatan.

Masyarakat percaya bahwa gula aren selama ini dianggap lebih sehat daripada gula pasir. Ternyata tidak sama sekali, karena gula aren golongannya sejenis dengan gula pasir.

Dijelaskan Sekjen Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) dr Em Yunir SpPD, KEMD, gula aren, gula jawa, dan gula pasir masuk golongan monosakarida. Dalam pembentukannya sama, maka gula aren tidak dikatakan lebih baik daripada gula pasir.

“Tidak ada pembenaran kalau gula aren lebih baik dari gula pasir,” ucap Dokter Yunir saat Press Conference Hari Diabetes Sedunia 2019 di Kantor Kemenkes RI, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2019).

Sementara itu, terang Dokter Yunir, minuman boba atau kopi gula aren dinilai tinggi karbohidrat. Begitu pun dengan salah satu merk kopi , yang kini semakin digemari generasi milenial.

Dalam mengonsumsi gula, seseorang hanya dibatasi 50 gram dalam sehari. Nah, satu sendok gula makan sama dengan 16 gram. Pada satu gelas minuman manis, pasti ditambahkan lebih dari satu sendok.

“Monosakarida mudah diserap tubuh, kita minum dua menit langsung bisa sebabkan gula darah tinggi,” beber Dokter Yunir.

Saat dikonsumsi berlebihan, pastinya dapat memicu dampak buruk. Ketika gula lama disimpan dalam tubuh bisa memicu obesitas, hipertensi diabetes, hingga gagal ginjal.

Karenanya, semua kalangan diajak mencegah obesitas. Salah satunya dengan menghindari minuman manis, seperti boba atau kopi gula aren yang kini lagi hits.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes dari 1,5 persen pada 2013 menjadi 2 persen pada 2018 di tingkat nasional. Persentase prevalensi diabetes di DKI Jakarta menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya, yakni meningkat dari 2,5 persen menjadi 3,4 persen.

Menurut Survey Registration Sample pada 2014, Jakarta menyumbang kematian terbesar ketiga di Indonesia akibat penyakit diabetes dengan persentase sebesar 6,7 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid mengatakan, selain menimbulkan kematian, diabetes juga bisa menyebabkan berbagai penyakit tidak menular (PTM) bagi masyarakat.

Mengejutkannya lagi, penyakit ini juga bisa mengurangi angka harapan hidup seseorang mulai dari 5-10 tahun. Diabetes sendiri bisa dicegah sejak dini dengan menggalakkan gaya hidup sehat dengan berolahraga teratur dan meninggalkan kebiasaan buruk lainnya.

Kebiasaan itu bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Oleh karena itu, tidak hanya kesadaran masyarakat yang diperlukan agar bisa mencegah timbulnya penyakit diabetes. (red)

Pos terkait