Mahasiswa S3 Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Gelar Field Research di Banyuwangi

  • Whatsapp

Banyuwangi, harianlenteraindonesia.co.id

Mahasiswa program studi pariwisata Universitas Udayana melaksanakan penelitian lapangan (Field Research) Doktor Pariwisata Angkatan XIII. Dengan tema “Eksplorasi Pariwisata Regeneratif Studi Lapangan Terhadap Pengembangan dan Dampaknya” di Kabupaten Banyuwangi selama tiga hari, mulai Sabtu hingga Senin (2/4/11/2024).

Turut hadir dari Universitas Udayana yakni, Dr. I Ketut Surya Diarta, Dr. I Nyoman Darma Putra, dan 16 mahasiswa program S3 Pariwisata. Dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dihadiri, Kabid Produk Wisata, Edy Muljono dan Kabid Pemasaran, Ainur Rofiq.

Andapun penelitian lapangan ini terdiri dari beberapa kegiatan yakni, penyusunan proposal penelitian, pembukaan dan pembekalan, pengumpulan data, ujian data lapangan hingga penulisan laporan.

Mahasiswa S3 Universitas Udayana, Trisno Nugroho mengungkapkan, teman-teman dari program doktor S3 Fakultas Pariwisata Udayana untuk Field Research melihat bagaimana destinasi wisata di Banyuwangi. Mulai dari Bangsring Underwater, desa Oseng Kemiren, Djawatan,serta Batara Batik dan lain-lain selama tiga hari.

“Kami melihat keunikan dari 3 destinasi wisata ini. Komunitaskah?, ataukah pemerintah?, kata Trisno, Senin (4/11).

“Kita mengapresiasi Banyuwangi yang dalam waktu 10 tahun dibawa leadership Pak Anas sangat maju, saya lihat dari faktor ekonomi dan sebagainya,” ujarnya.

Saya kira, lanjut Trisno, ini menjadi referensi di Bali. Mungkin menjadi state, tapi menarik untuk diteliti apa kira-kira yang menjadi pendorong pariwisata di Banyuwangi bisa terus meningkat.

“Mungkin dari Dinas Pariwisata Banyuwangi belum ada yang sekolah pariwisata, saya kira penting juga ada lulusan dari pariwisata baik dari Udayana atau universitas lainnya,” harapnya.

“Karena teori-teori pariwisata juga banyak. Teori pariwisata yang bisa menjadi pegangan sebelum nanti salah arah perlu mungkin memahami konsep-konsep teori pariwisata,” ungkap Trisno.

Buat saya, lanjut dia, kalau kita bayangkan teori pariwisata, jurnal-jurnal, artikel, kemudian prespestis, kemudian Banyuwangi bisa mengambil yang baik untuk sunabel dan terus lebih baik.

“Perlu mendalami beberapa konsep teori maupun prespestis terkait dengan pengembangan pariwisata kedepan agar pariwisata di Banyuwangi tetap konsisten dengan ecotourism dan jangan bergeser kepada masalah ekonomi yang terlalu berat,” pungkasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman melalui Kabid Pemasaran Ainur Rofik mengatakan, mereka Field studi untuk mencari data-data kepariwisataan, berdiskusi tentang pariwisata kebijakan dan strategi pengembangannya di Banyuwangi.

“Harapannya, mereka sebagai akademisi bisa memberi masukan dan rekomendasi tentang pengembangan pariwisata Banyuwangi,” tukas Ainur.

Penulis: Aji

Pos terkait