Banyuwangi, harianlenteraindonesia.co.id
Ancaman penyakit infeksi emerging (inferm) masih muncul di Indonesia. Pada tahun 2023 – 2024, Indonesia telah melaporkan beberapa penyakit inferm seperti Polio, Mpox, covid-19, dan Legionellosis.
Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi melalui Bidang Pencegahan Penyakit (P2P) menggelar pertemuan transformasi ketahanan infeksi di aula dr. rasad oesman Dinas Kesehatan, Kamis (3/9).
Pertemuan tersebut dihadiri 60 peserta yang terdiri dari seluruh petugas surveilans puskesmas se Banyuwangi dan staf Dinkes.
Bersama narasumber dari Dinkes Provinsi Jawa Timur, Hugeng Susanto, S.KM., M.Si., mengatakan, pertemuan ini bertujuan untuk identifikasi potensi ancaman penyakit infeksi emerging dalam hal ini Monkeypox, indentifikasi sasaran untuk penemuan kasus di kabupaten Banyuwangi, serta tersusun rencana strategis pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging dalam melakukan transformasi ketahanan kesehatan untuk menghadapi pandemi mendatang.
“Setelah pertemuan ini, surveilans di puskesmas Banyuwangi dapat memperkuat kapasitasnya dalam deteksi dan respon penyakit infeksi emerging khususnya di Kabupaten Banyuwangi,” harapnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, menerangkan, pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan kecepatan tindakan pengendalian, respons yang tepat dan cepat dapat mencegah penyebaran penyakit sehingga tidak meluas dan dampaknya dapat dikurangi, serta mencegah semaksimal mungkin agar tidak terjadi wabah penyakit yang dapat mengancam kesehatan masyarakat.
“Selanjutnya sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana strategis pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging akan dilakukan untuk memberikan informasi mengenai cara mencegah dan mengatasi wabah penyakit, membangun jaringan kerja sama antar komponen masyarakat, serta penguatan sistem komunikasi yang efektif untuk koordinasi dan kolaborasi,” pungkas Amir.
Penulis: Aji