SMP N 1 Losarang Indramayu Diduga ‘Pungut’ Biaya Buku dan Seragam Tanpa Kwetansi, Orang Tua Siswa Mengeluh

  • Whatsapp

INDRAMAYU, harianlenteraindonesia.co.id

Meski sudah ada surat edaran bupati sesuai (Standard Operating Procedure) SOP di daerah melalui Dinas Pendidikan Indramayu, terkait dengan adanya ‘Pungutan’ biaya untuk siswa baru yang mendaftar di SMP (Sekolah menengah pertama), mengingat dan menimbang masih di masa pandemi Covid-19, dimana masyarakat mengalami perekonomian yang sedang sulit, akan tetapi tidak di indahkan oleh pihak sekolah SMP N 1 Losarang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Namun tetap saja melakukan pungutan kepada orang tua siswa, pada Jumat pekan lalu.

Pungutan di Sekolah SMP N 1 Losarang untuk pembelian beberapa item seperti seragam dan Buku modul, hingga berujung orang tua siswa mengeluh.

Ironi, pungutan tersebut tanpa adanya bukti Kwitansi yang jelas, hanya saja pake buku tabungan untuk bukti pembayaran, tertulis dari pihak sekolah SD Tunas Harapan Losarang Indramayu, yang di keluarkan dari pihak Sekolah SMP N 1 Losarang Indramayu.

Hal itu di tuturkan oleh (R) salah satu orang tua siswa yang tidak mau di sebutkan identitasnya, yang mana anaknya bersekolah di SMP N 1 Losarang, kebetulan anaknya perempuan, pada saat dirinya di jumpai tim Lentera Indonesia, di kediamannya beberapa pekan lalu, awal pendaftaran anak saya itu pada sekitar awal bulan (06/07/2022), anak saya perempuan, kata dia, lalu daftar ulang pada (07/07) di mintai bayaran oleh pihak sekolah SMP 1 Losarang, dengan ketentuan harga sebesar Rp.1.25000, untuk bayar baju seragam 3 setel atau lebih di tambah kaos kaki, itu di meja pendaftaran pertama,Lalu di minta bayar lagi untuk buku modul sebanyak 11 buah seharga Rp.192000 kalau gak salah,itu di meja kedua,jadi saya balik lagi ke meja pertama ,saya bayar baru Rp.500.000 dulu,sisanya boleh di cicil,kalo dari pihak sekolah SD Tunas harapan si memang ada sosialisasi dengan orang tua murid, bagi siswa yang mendaftar ke SMP nanti akan ada pembayaran juga akan ada penambahan biaya,tapi kalau di pihak sekolah SMP 1 tidak ada sosialisasi”tuturnya.

(R) menambahkan, ia mengeluh kepada pihak sekolah SMP N 1 Losarang ketika dirinya meminta Kwitansi pembayaran tapi di kasih buku tabungan, itupun mendadak di tulis di meja oleh pihak sekolah SMP 1,”saya tanyakan Kwitansi kepada pihak Sekolah SMP N 1,tapi di kasih buku tabungan untuk bukti pembayaran,untuk selanjutnya pembayarannya itu melalui buku tabungan itu,”keluhnya.

M,M.Pd kepala sekolah,melalui A Ketua Komite sekolah SMP N 1,di dampingi K wakasek,dirinya mengatakan,” masalah pembayaran seragam di Sekolah ini memang di pihak ketigakan,dengan harga bervariasi,kalau untuk siswa laki-laki itu di kenakan seharga Rp 1.000.000 (satu juta rupiah),dan untuk siswa perempuan di tentukan 1 juta sampai lebih,Karena untuk seragam disini mendapatkan 5 setel berikut atribut,kerudung,sampai seragam biru putih,Pramuka,baju batik,baju Koko,satu setel kaos olahraga,dan sebagainya,untuk masalah orang tua siswa yang belum mendapatkan Kwitansi ini mah kemungkinan ya?, Bagi yang belum lunas,karena hasil rapat komite sekolah dan humas kemarin,kalau untuk rapat dengan wali murid memang belum ada,dan kebetulan disini ada 11 ruangan,untuk tahun ini ada pengurangan menjadi 10 ruangan atau kelas, untuk belajar siswa, atas edaran surat Kadisdik,jumlah masing-masing kelas disini ada 32 siswa”kata A.

Masih A, saat di mintai keterangan tim Lentera Indonesia, pada Jumat pekan lalu terkait pihak ketiga atau toko yang menjual beberapa item seragam baik buku modul untuk siswa di sekolah SMP N 1 ,kata dia.

Kemudian tim Lentera menanyakan keterangan kepada A ketua komite sekolah, terkait alamat pihak ketiga, dirinya terkesan enggan memberikan jawaban nama alamat toko yang di maksud.hingga saat berita ini di tayangkan masih belum ada keterangan,”yang jelas toko pihak ketiga itu ada,alamatnya di Indramayu Kota,”sergahnya.

Terpisah,H.caridin PLT Kadisdik Indramayu pada saat di wawancara media di depan lobi Dinas Pendidikan,dengan singkat,Senin (25/07),ia mengatakan,” itu tidak di bolehkan,ya nanti akan saya cek kalo memang benar adanya begitu,sesuai surat edaran bupati, yang di bolehkan hanya baju seragam olahraga,selebihnya akan di serahkan oleh orang tua siswa masing – masing”tukasnya.

Pos terkait