BKKBN dan Anggota DPR RI Gelar Sosialisasi Kie dan Program Bangga Kencana di Desa Panguragan Kulon

  • Whatsapp

INDRAMAYU, harianlenteraindonesia.co.id

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama anggota DPR RI dari Dapil Jabar VIII, H. Kardaya Warnika menggelar sosialisasi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga Kependudukan Dan Keluarga Berencana) di Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Kamis (04/08/2022).

Selain anggota Komisi IX DPR RI, H. Kardaya Warnika sosialisasi juga menghadirkan Penyuluh KB utama BKKBN, Nofrijal, Koordinator Bidang LATBANG Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Angela Sri Melani Winyarti dan Plt. Sub Kor. Advokasi dan PP DPPKBP3A Kab. Cirebon, Jaojatun

Kepala Desa (Kuwu) Desa Panguragan Kulon, H. Kusiono dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada DPR RI dari Dapil Jabar VIII, H. Kardaya Warnika dan BKKBN Pusat serta para narasumber lainya yang telah berkenan hadir di desanya memberikan pemahaman stunting kepada warga. “Sosialisasi ini sangat penting bagi warga agar masyarakat bisa melakukan pencegahan stunting sekaligus mendapatkan berbagai ilmu dan informasi lainnya terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan,” ujar Kuwu H. Kusiono.

Pada kesempatan itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Kardaya Warnika mengatakan, pengentasan stunting ini demi menjaga kualitas generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas di masa yang akan datang. “Sosialisasi ini kita lakukan langsung dengan turun ke masyarakat dan untuk hari ini kita menyambangi Desa Panguragan Kulon, maka seluruh warga harus berbangga hati karena mendapat informasi langsung dari para narasumber yang sangat berkompeten,” ujar dia diiring tepuk tangan warga

Sementara, Penyuluh KB utama BKKBN, Nofrijal dalam pemaparannya menjelaskan, bahwa stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

“Anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD). Apalagi lagi, jika kondisi ini dialami anak yang masih di bawah usia 2 tahun dan harus ditangani dengan segera dan tepat. Penilaian status gizi dengan standar deviasi tersebut biasanya menggunakan grafik pertumbuhan anak (GPA) dari WHO. Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga mengakibatkan dirinya tergolong stunting,” tegasnya.

“Namun, anak dengan tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Kondisi ini hanya terjadi ketika asupan nutrisi harian anak kurang sehingga mempengaruhi perkembangan tinggi badannya,” sambungnya.

Acara sosialisasi berjalan khidmat dan meriah karena di ahir acara, panitia menyediakan doorprize berupa 10 voucher belanja senilai 100 ribuan, 4 setrika, 4 rice cooker, 4 kompor gas, 1 tv LED 32 dan satu buah sepeda gunung.

Pos terkait