Depok, harianlenteraindonesia.co.id
Garbi (Gerakan Arah Baru Indonesia) Kota Depok dalam acara Talkshow Interaktif ‘Ngeracik’ (Ngeriung Sambil Ngopi Bareng Asyik) yang berlangsung di Bengkel Sapu Lidi, Jalan Pramuka Mampang, Pancoran Mas, Kota Depok menghadirkan anggota DPRD Kota Depok Fraksi PKB Babai Suhaemi,tokoh masyarakat dan Agama , Sabtu (07/12/2019).
Ketua Garbi,Bayu Adi Permana,dihadapan para kaum pemuda, emak emak, tokoh masyarakat dan agama,mengupas persoalan ,solusi dan Pembangunan arah baru..Bayu Adi Permana berharap cita-cita menjadikan Indonesia ini menjadi 5 kekuatan besar dunia.Disampaikannya, nanti saya minta tokoh-tokoh masyarakat lainnya yang hadir pada hari ini, kita disini semuanya bisa sampaikan apa yang menjadi kebiasaan kita,ungkapnya.

Terkait perihal Kota Depok disampaikannya,Kota Depok ini arahnya masih yang lama. Kita semua perlu Depok yang arah baru. Namun ketika kita menyuarakan hal hal yang baru malah dibungkam. Contoh bilboard Garbi yang bertuliskan Kemiskinan, Kemacetan, Pelayanan, Upah Minimum, Kesehatan dan Pendidikan, gak sampai 24 jam udah dimelorotin. Begitu khawatirkah pemerintah dengan bilboard Garbi,ucap Bayu Adi Permana dengan nada kecewa.
Kegelisahan yang sama-sana dirasakan masyarakat Depok, atas arah pembangunan Kota Depok yang dirasakan ada yang salah dan menjadi, sebuah kegelisahan aspirasi yang harusnya disuarakan malah tersumbat. Kegelisahan ini harus terus disuarakan untuk Depok lebih maju, Depok yang lebih beradab dan Depok lebih baik,tandasnya.
Bersama Babai Suhaemi di acara Talkshow Ngeracik,dalam pandangannya Babai Suhaemi mengatakan, melanjutkan pembangunan itu yang sering terputus. Begitu ya, antara satu region dengan rezim yang selanjutnya. Kemudian yang menjadi catatannya, penting juga yang disampaikan adalah terkait dengan komunikasi politik saat ini. Memimpin Depok, komunikasi politik yang kita nilai memang belum ideal.Beberapa kebijakan yang seharusnya mudah misalnya, terkait dengan adanya peran serta dari pemerintahan pusat, yang terkait dengan pembangunan sektor pariwisata untuk ataupun lingkungan itu tidak berjalan dengan ideal karena mungkin salah satu faktornya adalah kemampuan atau inisiatif dari politiknya yang masih lemah,paparnya.
Babai Suhaemi menambahkan,terkait Baliho Garbi “Saya rasa itu ketiup angin ya. Jadi kan gini, “Pertanyaannya kenapa diturunkan, apa ketiup angin?. Kalau memang itu diturunkan apakah Garbi tahu siapa yang menurunkan itu,” ucap Babai. S. Pihak Garbi tidak dapat menuding ada pihak-pihak tertentu yang melepas baliho tersebut tanpa mengetahui siapa yang melakukannya. jika memang terbukti ada pihak tertentu sengaja menurunkan baliho tersebut, tentunya menjadi keuntungan tersendiri bagi Garbi, karena keberadaannya diperhitungkan.
Sementara itu MC menyampaikan,karena waktu sudah larut malam kita akhiri acara dengan poto bersama.Kita poto bersama mengingat poto yang di baleho hanya sendiri,jadi gampang dituruni,ucapnya sembari menutup acara.(joh).